MakassarPost.com, MAKASSAR — Tak ada alasan bagi Persija menolak bertanding di Makassar. Jika mogok main lagi, PSM ditetapkan sebagai juara.
PSSI telah menetapkan laga tunda leg kedua final Piala Indonesia tetap dilaksanakan di Stadion Gelora Andi Mattalatta, Makassar. Jadwalnya pun telah ditentukan: Selasa, 6 Agustus.
Dasar penetapan PSM juara jika Persija mogok ada pada pasal 58 Kode Disiplin PSSI. Aturan itu menerangkan, “Tidak hadir di tempat pertandingan dan menolak untuk bertanding”, hukumannya dinyatakan Walk Out (WO).
Klub juga dikenakan denda Rp150 juta. Tak cukup 24 jam sejak menunda laga final Piala Indonesia, PSSI memutuskan memberi rekomendasi pelaksanaan leg kedua final Piala Indonesia PSM kontra Persija di lokasi yang sama. Surat Keputusan (SK) yang keluar pada Senin pagi, 29 Juli juga sudah dikirim ke klub masing-masing.
PSSI juga memutuskan laga tetap digelar dengan penonton, meskipun pihak Persija telah meminta syarat. Sebelumnya, Persija mengajukan syarat, ingin bermain di Makassar jika pertandingan tanpa penonton.
“PSSI yakin, PSM sebagai tuan rumah bisa menyelenggarakan dengan baik. Dan juga Persija memperhatikan imbauan ini,” kata Sekjen PSSI, Ratu Tisha, Minggu, 29 Juli.
Ultimatum PSSI
PSSI sebagai federasi induk sepak bola Indonesia memberi ultimatum kepada kedua klub untuk menjalankan kewajibannya masing-masing. Tidak ada istilah mogok bermain lagi dan meminta memercayakan pengamanan kepada aparat keamanan setempat.
Jika Persija tetap pada pendiriannya menolak main di Makassar, PSSI bisa memberi status menang WO kepada PSM sesuai aturan Kode Disiplin PSSI.
“Ya, konsekuensinya seperti itu. Tapi sejauh ini, kami dapat respon baik dari PSM dan Persija yang siap ke Makassar,” jelas Media Officer PSSI, Bandung Saputra.
Kerugian PSM
CEO PSM, Munafri Arifuddin mengatakan dengan keluarnya SK dari PSSI, tidak ada lagi alasan untuk tidak menggelar laga final Piala Indonesia. Sebab, dalam penundaan sebelumnya, pihaknya telah menelan kerugian ratusan juta rupiah. “Nggak ada lagilah (laga ditunda). PSSI harus mengambil keputusan tegas jika itu terjadi (Persija menolak main lagi),” nilainya.
Appi– sapaannya– juga mengaku bingung saat keputusan penundaan lalu Gubernur Jakarta, Anies Baswedan dan beberapa perangkat pertandingan tidak datang di stadion. Terkait adanya dugaan penundaan sudah di-setting jauh hari, Appi enggan bespekulasi.
“Kalian saja yang melihat itu. Kami sudah ketemu di kongres. Kami bicara dengan Sekjen (PSSI) semua oke sampai di Makassar dan on schedule,” paparnya.
Sterilkan Laga
Untuk menghindari kasus serupa, PSSI telah meminta kepada Panpel PSM untuk meningkatkan keamanan. Terutama mensterilkan area Stadion Gelora Andi Mattalatta mulai H-2 sebelum pertandingan. Tidak ada lagi aktivitas jual beli tiket di sekitar stadion yang memicu kerumunan massa.
“Beberapa tingkat keamanan akan kita detailkan ke panpel PSM. Pelemparan bus Persija usai official training, tidak terjadi lagi,” harap Direktur Media dan Promosi Digital PSSI, Gatot Widakdo.
Jika sesuai regulasi, Persija juga harusnya sudah tiba di Makassar, pada Minggu, 4 Juli mendatang. “Pengamanan juga akan dimulai dari bandara saat Persija tiba sampai kembali pulang,” terangnya.
CEO PSM, Munafri Arifuddin mengaku siap menjalankan instruksi keamanan sesuai yang diinginkan PSSI. Makanya, Appi berharap agar PSSI bisa hadir lebih cepat untuk melakukan koordinasi dengan pihak keamanan TNI-POLRI untuk mengkover pengamanan sebelum tim tamu tiba. “Kalau bisa lusa (Rabu, 1 Agustus) sudah datang. Biar tidak ada kesalahpahaman. Sehingga kita bisa selesaikan ini dengan baik,” jelas Appi.
Untuk pemain Persija yang luka-luka akibat lemparan batu tersebut, Appi akan bertanggung jawab dan menjamin hal serupa tidak terjadi lagi.
“Saya akan coba komunikasi dengan Persija. Kemarin, situasinya berbeda. Tidak sempat lagi. Kami terfokus pelaksanaan pertandingan,” paparnya.
Ajukan Libur
Laga final Piala Indonesia 2018/2019 diputuskan bermain di waktu kerja. Berbeda dari sebelumnya yang digelar di hari libur. Terkait kondisi ini, Appi akan mengajukan usulan kepada Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah agar pada Selasa, 6 Agustus, kantor-kantor bisa diliburkan.
Minimal bisa pulang cepat sebelum kick off yang akan mulai pukul 16.30 Wita. “Saya akan meminta waktu kepada beliau (gubernur, Red) sebagai saran untuk disetujui. Siapa tahu bisa diliburkan atau setengah hari,” harapnya.
Buktikan Ucapan
Pernyataan kiper Persija, Shahar Ginanjar yang menyebut penundaan laga final karena instruksi aparat kepolisian berbuntut panjang. Shahar pun diminta untuk membuktikan ucapannya. “Saat itu ada anggota polisi yang bilang kalau kondisinya tidak kondusif. Jadi bukan dari Persija,” ciut Shahar melalui layanan direct message akun media sosialnya.
CEO PSM, Munafri Arifuddin meminta Shahar membuktikan omongannya. Appi menilai kondisi sangat kondusif dan itu adalah imbauan Wakapolda Sulsel yang datang langsung meninjau lokasi.”Jadi Shahar harus membuktikan ini. Karena jelas berbeda dengan pihak kepolisian,” harap Appi.
Tak hanya Appi, Sekjen Red Gank, Sadakati Sukma yang juga diberitahu hal tersebut oleh Shahar, meminta mantan kiper PSM itu membuktikan ciutannya.
“Ini jelas berbeda dengan instruksi pihak kepolisian. Shahar harus bisa mengklirkan persoalan ini sebelum laga final dimulai,” pintanya.
Aksi mogok main tim Persija dua jam sebelum pertandingan hingga saat ini menjadi polemik. Alasan PSSI menunda dengan kondisi tidak kondusif tidak sejalan dengan pihak kepolisian yang mengamankan laga.
Terpisah Pelatih Persija, Julio Banuelos enggan membahas alasan timnya menolak ke stadion dua jam jelang laga. “Ini biarlah kami saja yang tahu, enggak perlu dibahas lagi,” tuturnya.(*)