MakassarPost.com, Makassar – Musim kemarau yang melanda beberapa kawasan di Indonesia juga terjadi di daerah Sulawesi Selatan.
Kondisi ini mengakibatkan beberapa kabupaten merasakan dampak sulitnya mendapatkan air. Karena hujan yang hampir tidak pernah turun sepanjang bulan Mei sampai Juli saat ini.
Hal ini tentu juga mempengaruhi persediaan air baku di Bendungan Lekopancing Maros. Bendungan yang merupakan salah satu sumber air baku utama yang menyuplai air ke Instalasi Pengolahan PDAM Kota Makassar yang terletak di Panaikang.
Hari ini 15 Juli 2019 terlihat kondisi air baku di bendungan sudah menyusut sekitar 175 Cm dibawah pelimpahan. Pada saat musim hujan biasanya sampai 50 Cm di atas batas Pelimpahan.
“Ini tentu berdampak menurunnya Produksi air diinstalasi yang tentunya memengaruhi distribusi air bersih ke pelanggan,” kata Kepala Instalasi 1 dan 2 PDAM Kota Makassar Amir, saat memantau ke lokasi bendungan, Senin 15 Juli 2019.
Amir mengatakan, tiap hari kondisi air terus menurun karena tidak ada hujan di hulu sungai yang mengarah ke bendungan sehingga persediaan air kian menipis.
Solusi dari PDAM Makassar
Pada saat musim hujan, produksi air di instalasi Panaikang sampai kisaran 1.250 – 1.300 liter/detik. Saat ini hanya sekitar 1.000 liter/detik. Air baku dari Lekopancing biasanya bisa mencapai 1.100 liter/detik saat ini hanya maksimal 700 liter/detik.
Direktur Teknik PDAM Kota Makassar Kartia Bado mengatakan, kondisi di Bendungan Lekopancing memang tiap tahun seperti ini, antisipasinya adalah PDAM memasang Pompa Air di dekat Sungai Tallo daerah Moncongloe Maros, yang merupakan anak sungai dari Bendungan Bili-bili yang saat ini sudah mulai dipersiapkan.
Kendalanya adalah akses jalan untuk menurunkan pompa sementara dalam tahap penimbunan oleh pelaksana pekerjaan Bendungan Nipa-Nipa.
Kartia menambahkan, apabila pompa ini sudah terpasang, maka defisit air baku dari Bendung Lekopancing bisa tertutupi sekitar 70 persen. “Walaupun memang tidak bisa sama pada saat musim hujan,” kata Kartia.
Antisipasi lainnya adalah PDAM menyiapkan 11 armada mobil tangki untuk mengantarkan air secara bergiliran pada daerah yang kekurangan. Gratis tanpa pelanggan harus membayar pada setiap pengantaran sebagai bentuk tanggungjawab PDAM Kota Makassar terhadap pelanggannya.
Dampak dari Penurunan Produksi air ini dirasakan masyarakat di sekitar utara Kota (Kec. Tallo, Ujung Tanah, Bontoala dan Wajo) khusus didaerah ujung pipa sementara di Timur Kota seperti Tamalanrea (Kera-kera, BTP, Perdos dan sekitarnya) Kalau di Biringkanaya terjadi di hampir seluruh Sudiang, Paccerakkang, Mangga Tiga, Untia, Parangloe dan lainnya.