MakasarPost.com, Jeneponto – Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga mendiang Isa, perempuan yang bunuh diri karena uang panai atau mahar dari kekasihnya ditolak keluarganya. Keluarga Isa buka suara soal isu uang panai yang berujung bunuh diri itu.
detikcom berkunjung ke rumah keluarga Isa, Selasa (9/7/2019) dini hari tadi. Saat itu, jenazah Isa masih berada di ruang keluarga rumah semipermanen tersebut. Ibunda Isa terlihat menangis sambil memeluk jenazah.
Keluarga tak menyangka Isa nekat bunuh diri dengan meminum racun.
Pihak keluarga mengakui memang menolak lamaran awal dari Ramli karena faktor ekonomi. Mereka berharap, dengan uang mahar yang cukup, keduanya bisa menikah dengan resepsi sederhana.
“Namanya adat Bugis-Makassar ada yang namanya mahar, yang Rp 10 juta kami tidak sepakati, padahal kami sudah ringankan dengan Rp 15 juta, karena kami rencananya ingin menggelar resepsi. Sekarang semuanya serba mahal, uang Rp 10 juta itu kami rasa pasti tidak mencukupi,” ujar Hamid.
Setelah lamaran ditolak, Isa dan kekasihnya, Ramli, lari dari kampungnya, kemudian menikah secara siri. Dua pekan kemudian, Ramli meminta kerabatnya menemui keluarga Isa agar keduanya bisa diterima.
“Mereka datang lagi untuk kembali baik, kami minta maharnya seperti permintaan Ramli sebelumnya, yaitu Rp 10 juta, imamnya (kerabat Ramli, red) pun mengatakan menyanggupi dengan nilai seperti itu. Tapi waktu kembali lagi, tidak lagi sesuai kesepakatan, katanya kemampuannya hanya Rp 5 juta saat itu. Artinya, dia tidak bisa memegang kata-kata, kami pun kembali tidak sepakat,” ungkap Hamid.
Pihak keluarga pun menyatakan tak ada dendam kepada pihak laki-laki atas peristiwa ini. Namun mereka berharap pihak kepolisian bersedia menyelidiki alasan lebih jelas Isa sampai nekat meminum racun.
Unik! Mahar Pernikahan Rp 10 Ribu di Ciamis:
(tor/tor)