Sektor Pariwisata Kota Makassar kian memprihatinkan, sebab selama masa pandemi tingkat kunjungan wisatawan di Makassar turun anjlok.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Makassar bahkan menilai pariwisata tidak akan ada kemajuan yang signifikan selama Sulsel, khususnya Kota Makassar masih menyandang status zona merah.
Ketua Komisi B DPRD Makassar, William, mengatakan, memperbaiki sektor pariwisata bukan menjadi solusi menghidupkan kembali pariwisata Kota Makassar yang kini diambang keterpurukan. Makassar memiliki banyak potensi pariwisata yang dapat memicu wisatawan datang, hanya saja status penyebaran virus di Makassar begitu tinggi sehingga wisatawan ogah untuk berkunjung.
“Sekarang yang perlu didorong bagaimana wabah ini segera selesai, tidak ada cara untuk mengairahkan sektor pariwisata kita kalau Makassar masih status zona merah penyebaran covid-19. Orang naik pesawat saja atau yang mau berkunjung terlalu ribet harus ada test dan segala macamnya,” tegas William, di gedung DPRD Makassar, Rabu (24/6).
Selain itu, dirinya mengharapkan, ada perbaikan kondisi dan status Makassar saat ini, kerja pemerintah dalam bidang pariwisata harus meyakinkan wisatawan kalau Kota Makassar aman.”Pariwisata hanya begitu-begitu saja dan tidak ada kemajuan sama sekali. Terlebih di masa pandemi ini tambah parah, jadi harus kerja ekstra lagi meyakinkan wisatawan kalau Kota Makassar tetap aman dari covid-19,”ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Makassar, H Yunus, juga menegaskan, sulit menghidupkan sektor pariwisata saat ini, namun pemerintah harus lebih berinovasi dengan melakukan event, promosi hingga menarik wisatawan berkunjung namun tetap memastikan sesuai protokol kesehatan.
“Sektor Pariwisata kita di empat bulan belakangan ini terpuruk. Tapi kita dorong bagaimana caranya untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan keadaan new normal ini,” katanya.
Memang diakui, ujar H Yunus, anggaran di Dinas Pariwisata kota Makassar yang seharusnya untuk menjalankan program seperti event dan sebagainya telah banyak direfocusing dan dialihkan ke penanganan covid-19 sehingga menghidupkan kembali dunia wisata butuh kerja ekstra.