MakassarPost.Com, Makassar – Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin melakukan riset bersama Tim Studi Kebencanaan Universitas Ehime Jepang di Sibalaya, Palu, Sulawesi Tengah.
Tim Peneliti telah berada di lapangan sejak Minggu, 24 Juni 2019. Direncanakan akan berada di lapangan selama 14 hari.
Riset lanjutan ini difokuskan pada penggalian titik-titik tertentu untuk mengkaji fenomena likuefaksi yang melanda Palu dan sekitarnya pada 28 September 2018 lalu.
Bencana gempa bumi dan likuefaksi ini telah menghebohkan dunia internasional, khususnya jajaran peneliti geologi. Tujuan riset ini untuk mencari tahu mekanisme yang menyebabkan terjadinya likuefaksi pada saat bencana alam tersebut.
Sibalaya dipilih karena lokasinya yang sangat ideal untuk melakukan penggalian atau ekskavasi hingga sumber likuefaksi bisa diketahui.
Ketika gempa bumi dan likuefaksi melanda Sulawesi Tengah, daerah Sibalaya mengalami pergeseran sejauh kurang lebih 500 meter dari tempat asalnya.
Kepala Puslitbang Kebencanaan Unhas, Adi Maulana, mengatakan bahwa kerjasama riset ini didasarkan oleh MoU antara Unhas dan Ehime University. Tim melakukan ekskavasi di beberapa titik dengan menggunakan alat berat sedalam kurang lebih 5-7 meter dengan lebar 3-4 meter.
Diharapkan dalam penelitian ini, tim dapat mengungkap mekanisme likuifaksi dan mempelajarinya untuk kemudian menjadikan referensi mitigasi kebencanaan kedepan. Penelitian ini juga akan sangat penting untuk dijadikan acuan dalam meninjau tata ruang di wilayah-wilayah rawan gempa di tempat lain.
“Agar korban jiwa maupun harta bisa diminimalkan,” kata Adi Maulana, dalam rilisnya, Kamis 27 Juni 2019.
Adi berhadap semoga hasil penelitian ini berguna tidak hanya untuk perkembangan ilmu pengetahuan tapi juga untuk keperluan mitigasi kebencanaan dimasa yang akan datang, agar korban jiwa dan harta bisa diminimalkan.
Ishaq Rahman
Kasubdit Humas dan Informasi Publik
Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin