MakassarPost.com, Jakarta – Pemerintah di bawah era presiden Joko Widodo memprioritaskan pembangunan infrastuktur jalan yang cukup masih dalam hampir 5 tahun terakhir.
Jalan tol merupakan salah satu proyek infrastruktur yang cukup paling masif dilakukan dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi.
Pemerintah era Jokowi-JK menargetkan paling tidak 1.800 kilometer jalan tol baru yang ingin diselesaikan hingga akhir 2019.
Sejumlah ruas proyek jalan tol bahkan dimasukkan tol dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) yang diatur lewat Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Setidaknya ada 65 ruas jalan tol yang masuk ke dalam daftar PSN, meski belum semuanya digarap hingga saat ini.
Dilansir dari detikcom, data BPJT menyebutkan hingga saat ini ada 57 ruas jalan tol yang sudah mendapatkan investor.
Dari daftar tersebut, sepuluh di antaranya saat ini masih dalam tahap pengadaan lahan, dan sisanya ada yang sedang konstruksi, sebagian beroperasi dan ada juga yang sudah beroperasi penuh.
Selain dari 57 ruas tol yang sudah mendapatkan investor tersebut, sedikitnya masih ada 14 jalan tol lagi yang belum mendapatkan investor. Saat ini ke-14 ruas tersebut masih dalam tahap persiapan.
BPJT mencatat nilai investasi untuk ke-14 ruas tol tersebut sekitar Rp 244 triliun untuk total panjang yang dibangun mencapai 1.576,9 km. Ruas tol tersebut mayoritas tersebar di Pulau Sumatera, dan sisanya ada di Pulau Jawa.
Berikut daftar 14 ruas tol PSN yang saat ini masih dalam status persiapan:
– Yogyakarta-Solo 40,49 km
– Semarang-Demak 25 km
– Yogyakarta-Bawen 104 km
– Palembang-Tanjung Api-api 70 km
– Batu Ampar-Muka Kuning-Bandara Hang Nadim 25 km
– Binjai-Langsa 110 km
– Rantau Prapat-Kisaran 100 km
– Langsa-Lhokseumawe 135 km
– Lhokseumawe-Sigli 135 km
– Parapat-Sibolga 101,5 km
– Betung (Simpang Sekayu)-Tempino-Jambi 191 km
– Jambi-Rengat 190 km
– Rengat-Pekanbaru 175 km
– Dumai-Simpang Sigambal-Rantau Prapat 175 km
Nantinya, ruas-ruas tol ini akan ditetapkan lokasi trasenya untuk kemudian bisa dilelang dan ditetapkan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) nya.
Setelah dilakukan penandatanganan pengusahaan perjanjian jalan tol (PPJT), proyek bisa mulai digarap.
Biaya pembangunan untuk ke-14 ruas tol baru tersebut sekitar Rp 244,4 triliun. Panjang jalan tol yang dibangun mencapai Rp 1.576 km.
Dana tersebut sebenarnya tak mahal-mahal amat. Daftar proyek tol yang mayoritas berada di Sumatera membuat biaya pengadaan lahan menjadi lebih murah sehingga biaya bisa ditekan.
Perbandingannya bisa dilihat dari biaya pembangunan tol sepanjang 191 km untuk ruas Simpang Sekayu-Tempino-Jambi hanya sekitar Rp 21,32 triliun. Sedangkan ruas tol Yogyakarta-Solo yang panjangnya 40,49 km membutuhkan biaya hingga Rp 22,52 triliun.
Untuk diketahui, secara total ada 65 ruas tol yang masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN). Ke-14 ruas tol yang sedang dalam tahap persiapan ini mencakup 34% proyek tol yang belum mendaptkan investor.
Hingga saat ini tercatat ada 10 ruas tol yang baru masuk ke dalam tahap pengadaan lahan, 24 ruas sedang dalam tahap konstruksi, 7 ruas beroperasi sebagian dan 10 ruas beroperasi penuh.