MakassarPost.com, Makassar – Minyak milik pertamina tumpah di perairan Balikpapan Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Sabtu 31 Maret 2018 lalu.
Tumpahan minyak yang diketahui adalah solar di perairan Balikpapan, membuat laut di daerah tersebut terlihat hitam.
Lalu pada Rabu 4 April 2018 kemarin, GM Pertamina Refinery Unit V Balikpapan Togar MP menyatakan, minyak yang tumpah di Teluk Balikpapan itu berasal dari kebocoran pipa milik Pertamina yang putus dari arah perairan Lawe-lawe, Penajam Paser Utara (PPU).
Menjadi gawat, karena tumpahan minyak tersebut menyebar, dan mendekati selat Makassar. Unit Manager Communication & CSR MOR VII Pertamina, M Roby Hervindo, menuturkan, Sejak hari Sabtu 31 Maret lalu, Pertamina bersama lembaga terkait, TNI, POLRI, masyarakat serta perusahaan migas di Kota Balikpapan terus menangani ceceran minyak tersebut.
“Perusahaan migas setempat seperti Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina EP Asset V, Petrosea yang juga memiliki fasilitas penunjang dan skill yang memadai dalam aktivitas penanganan ceceran minyak, sudah turun tangan,” terang Roby kepada terkini.id, Kamis 5 April 2018.
Menurut dia, kondisi pantai saat ini sudah bersih. Jumlah volume kebocoran dan kerugian masih dalam proses perhitungan.
Menurut dia, Pertamina sudah mengendalikan tumpahan minyak tersebut supaya tidak menyebar dan tidak sampai ke Selat Makassar.
“Sudah dikendalikan mas, supaya ga menyebar. Paralel ditangani supaya minyak yang tergenang didispersi atau dipecahkan sehingga nantinya bisa terurai secara alami dengan tidak membahayakan biota laut,” tambahnya lagi.
Terkait penyebab minyak yang tumpah di Balikpapan tersebut, pihak Pertamina masih menyelidiki. “Yang jelas disebabkan faktor eksternal yang mengakibatkan pipanya bocor,” tambah dia.
Lima korban jiwa
Sebelumnya, tumpahan minyak tersebut diduga ikut memicu kebakaran kapal kargo pada 31 Maret lalu, dan menewaskan hingga lima orang. Korban terakhir kebakaran kapal kargo tersebut ditemukan pada Selasa 4 April lalu.
Kepolisian menyebut, tumpahan minyak itu berasal dari pipa Pertamina yang putus di kedalaman 20 meter dari permukaan laut. Selain memicu kebakaran, biota alam juga rusak.